Kota Kecil yang Hidup ketika Malam
KOTA Sibolga merupakan kota kecil. Luasnya hanya sekitar 27,78 kilometer persegi.Yang dihuni hanya sekitar 10 km persegi. Kalau naik ke salah satu bukit di menara TVRI, lalu memotret dari atas, seluruh wilayah kota akan terekam di lensa kamera kita. Untuk mengitari seluruh kota Sibolga, hanya diperlukan waktu tidak lebih dari 15 menit.
Namun, bukan berartikota itu tidur saat malam. Sebab, sebagai kota pelabuhan,aktivitas bongkar muat justru banyak dilakukan malam. Kota tersebut juga strategis karena menjadi tempat persinggahan sebalum menuju nias.
"Sejak ada penerbangan langsung dari Jakarta dan Medan, Sibolga semakin ramai. Pariwisata juga meningkat pesat," kata wali kota Sibolga.
Salah satu tempat yang selalu ramai saat malam adalah Sibolga Square di Jalan A. Yani. Di tempat tersebut berjajar puluhan pedagang makanan. Berbagai jenis makanan ada. "Namun, yang khas di sini adalah ikan sambam, panggang pacak, dan panggang geleng," kata Marihot Simamora, warga setempat. Kalau oleh-oleh khas di sini, teri, ikan asin, dan abon tuna," sambungnya.
Bisanya, warga Sibolga Square hingga larut malam atau dini hari. Sebagian nongkrong di warung kopi kawasan tersebut. Baru sekitar pukul 02.00 dini hari, warung-warung itu tutup. NAmuan, untuk hiburan malam, memang tidak banyak pilihan di Sibolga. Paling hanya ada karaoke di Hotel Wisata Indah dan Sekitar. (c6/*)
Bayangkan Kingkong di Pulau Mursala
Destinasi wisata di Sumatera Utara tidak hanya danau toba dan Pulau samosir. Masih banyak tempat menarik di provinsi yang memiliki suku asli Batak itu. Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah di sisi barat Sumut yang memiliki banyak objek wisata yang menakjubkan.KOTA Sibolga sering disebut saat terjadi gempa dan tsunami di Aceh dan Pulau Nias. Sebab, untuk menuju Nias, kita harus menyeberang dari Pelabuhan Sibolga. Kota tersebut justru tidak terkena tsunami karena terhalang Pulau Nias.
Saya datang ke Sibolga pekan lalu (18/4) karena kepincut cerita bahwa film Kingkong yang diluncurkan pada 2005 syuting di daerah tersebut. Tepatnya, di pulau Mursala. Pulau itu sebenarnya masuk ke wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Namun, orang-ornag terlanjur lebih mengenal sibolga daripada Tapanuli Tengah. Salah satu buktinya Bandara Dr Ferdinand Lumban Tobing sebenarnya masuk wilayah Pinangsori, Tapteng. Namun, di tiket pesawat selalu tercamtum Sibolga, bukan Tapteng. Pramugari pesawat pun saat memberi pengumuman sesaat setelah pesawat landing juga menyebutkan bandara itu ada di Sibolga.
Sebenarnya dari Medan ke Sibolga memakan waktu 45 menit dengan menggunakan pesawat Bombardier CRJ1000 milik Garuda Indonesia yang berkapasitas 96 penumpang. Pukul 08.15, pesawat mendarat dengan mulus di Bandara mungil tersebut. Bandaranya memang kecil, kira-kira setara dengan Bandara Blimbimsari, Banyuwangi. Jarak bandara ke Kota SIbolga sekitar 35 kilometer dan bisa ditempuh dengan mobil selama 45 menit. Pihak koperasi bandara menyadiakan taksi (mini bus) dengan tarif Rp 50 ribu per orang. Tapi kalau sendirian, kita dikenai tarif Rp 200 ribu.
Saya hanya merencanakan perjalan selama sehari semalam. Besok paginya saya sudah harus kembalike Surabaya melalui Jakarta. Jadi, setelah check ini di hotel, saya langsung bergerak untuk membuktikan keindahan Sibolga dan Tapanuli Tengah. Tujuan utama adalah Pulau Mursala.
Pulau Mursala terkenal dengan air terjunnya yang mengalir langsung ke Samudra Hindia. Air terjun itu mengalir dari bukit berketinggian 36 meter. Air laut di sekitar pulau tersebut sangat jernih.
Untuk menuju pulau itu, terdapat penyewaan perahu motor dari Pantai Sibolga atau Pantai Pandan ke Mursala 22,5 kilometer yang ditempuh selama dua jam dengan menggunakan perahu motor . "Anda bisa mengambil foto air terjun, lalu singgah di pulau tersebut. siang kami antar pulang ke Pandan," kata Yahya Y8unus/ warga Tapanuli Tengah, yang menawarkan jasa perahu motor. Bila ingin bermalam, ada penduduk setempat yang menyewakan rumah.
Kita bisa irit kalau menyewa perahu secara patungan. Kapasitas perahu 20 penumpang sehingga kalau dibagi 10 0rang saja, tinggal Rp 180 ribu per orang. namun, wisatawan yang ingin diving atau snorkling harus menyewa perahu secara privat atau menggunakan fasilitas dive center.
Pulau lain yang tidak kalah cantik adalah Pulau Batugajah. Jaraknya tidak jauh dari dari Pantai pandan. Hanya 20 menit. Di pulau itu, terdapat batu karang besar yang menjorok ke laut. "Kata orang-orang, bentuknya seperti kepala gajah. MAkanya disebut Batu gajah," jelas Yahya.
pulau lain yang cocok untuk beristirahat adalah Pulau Poncan, Sibolga. Dari Pantai Sibolga, kita bisa naik perahu motor selama setengah jam. Di pulau tersebut, terdapat resor dan cottage yang cukup representatif.
Diantara pantai-pantai di Sibolga dan Tapteng, fasilitas Pantai Pandan paling lengkap. Di pantai tersebut, terdapat penyewaan jet ski dan banana boat. Biasanya warga di kota-kota sekitar Sibolga pelesir ke pantai tersebut.
Namun, untuk menikmati keindahan sunset, tempat adalah Pantai Sibolga. Warga Sibolga setiap sore hingga petang datang ke pantai bersama keluarga untuk sekdar menunggu sunset. (c7/*)
Komentar
Posting Komentar