Keindahan Pulau Seribu Pantai
PULAU Lombok mendapat julukan sengan kata bialngan. Seribu Masjid karena banyaknya masjid di sana serta sejuta Sapi karena banyak yang beternak sapi. Nah, saya menambahkan julukan Seribu Panatai. Sebab, panatai di Lombok banyak seklai. Lombok Barat, Tengah, Timur, Utara dan Selatan, Semua punyalebih dariu satu pantai. Suasananya berbeda si setiap pantai. Berikut saya ceritakan perjalanan mengahabiskan cuti pekan lalu
Hari Pertama
Destinasi pertama saya adalah Gili trawangan, pulau di utara Lombok. Menuju ke sana bisa lewat pelabuhan Bangsal. Perjalanan cdke pelabuhan itu ditempuh sekitar satu jam dengan naik mobil dari Mataram, inu kota NTB. Lantas, begitu tiba di bangsal, kita harus membawa Rp 15 ribu untuk menyebrang ke Gili Trawangan dengan perahu motor.Di pesisir timur tempat perahu bersandar, ratusan kafe, restoran, pub, spa, penginapan, dan tempat hiburan lain penuh sesak oleh turis. Tidak usah takut tersesat saat di Gili Trawangan, sebab sudah ada trek alias jalan yang bisa dilalui. Saya dan temen-temen memilih berjalan kaki menyusuri pesisir timur. Minggu siang itu, pesisir timur ramai oleh tempat hinuran tepi pantai yang memutar musik FDM, R & B, dan reggae. Ada juga yang menawarkan jasa snorkeling. Sayang saya tidak bisa menyelam (hiks), jadi harus puas dengan pemandangan pantai.
Pulang dari Gili Trawangan, langai sudah jingga dan sayup-sayup terdengar suara azan Magrib. Kami tidak sempat menikmati sunset di Gili Trawangan. Sebab, perahu terakhir yang kembali menuju Bnagsal berlayar pukul 17.00 Wita.
Saat perjalanan pulang ke kOta Mataram, kami meleawti tebing yang bersentuhan langsung melewati tebing yang bersantuhan langsung dengan garis pantai itu, ada kurang lebih empat pantai, yakni Batu Layar, Batu Bolong, Senggigi, dan Malimbu. kami melewatkan Malimbu. Bagian pesisir pantai tersebut terletak persisi di dekat tebing.
Tidak usah turun hingga ke panati. Berada di jalan raya di tebing, kiyta tetap bisa menyaksikan panorama senja. malah dari tebing itu, kita mendapat bonus melihat perahu, lampu-lampu tamaram di pesisir, burung-burung yang terbang ke tebing dan pemandangan senja. putar lagu romantis, niscaya pemandangan itu bikin baper.
Hari Kedua
Hari itu saya awali dengan bertandang ke pnatai Kuta. Beda dengan kuta di Bali, pantai kuta Lombok bener-bener tenang alis serene walupun sama-sama berbrntuk pesisir. Tidak ada kemacetan seperti di Legian, tidak ada klub-klub pinggir pantai, dan tidak ada sampah berserakan di pasir. siang itu, panatai sedang sepi. Saya bisa lari-lari bebas atau duduk di pasir menikmati ketenangan , angin laut, pemandanganj laut lepas.
Menjelang tengah hari, saya dan teman beranjak ke pantai lain yang masih satu garis pantai dengan Kuta. Setelah 15 menit perjalanan dengan mobil, kami tiba di pantai Tanjung Aan, jika kuta berbentuk pesisir landai, lanskap di tanjung Aan meruapakan berpaduan pasir serta batu karang. Karang-karang cadas langsung menjorok ke laut sehingga dinamakan tanjung.
Uniknya walupun berada di garispantai yang sama, tekstur pasir tanjung Aan berbeda dengan kuta. Di sini, pasirnya seperti serbuk minuman. Warnanya pun putih susu alih-alih krem terang. Di beberapa apot, pasir-pasir putih nan halus itu berpaduk apik dengan karang-karang hitam yang keras dan cerdas.
Dari Tanjung Aan, kami anaik mobil menuju dua pantai seger dan Mandalika, Jaraknya hanya 15 menit dari Tanjung Aan. Keika tiba di pintu masuk, kami disambut oleh dua bukit yang menjnadi pemisah dua pantai.
Sore itu, saya menikmati pemandangan di seger terlebih dahulu. Pantai Seger mengahadap ke laut selatan yang berombak besar. Pantai pun tidak lanadai seperti yang saya datangai sebelumnya, melainkan terdiri atas tebing-tebing curam dan batu karang.
Dari puncak bukit, saya bisa mendapat view yang lebih menawan. Deburan ombak laut selatan dan karang-karang terjal yang disinari mentari sore sanagt memukau. Suara o,mbak yang menerjang karang menggambarakan suasana pantai seger yang keras dan agresiff. saya bahkan harus hati hati ketika berada di puncak bukit. sebab, angin sangat kencang dan ombak di bawah bukit sanagt besar.
Masih di puncak bukit, saya menghadap ke utara, tempat pantai mandalika terhampar. Suasananya beda dengan panati seger yang cadas. Panatai Mandalika tenang, kalem,dan beromba kecil. seiring tenggelamnya matahari, suasana mandalika semakin syahdu.
Hari Ketiga
Setelah mengunjungi situs kerajaan Mataram Lombok dan hutan suranadi. saya masih mencicipi du pantai di Lombok barat. Pertama pukul 16.00 Wita, saya mendatangi Batu Bolong. panatai ini mendapat sebutan demikina karena di dekatnya ada sebuah batu karang berlubang (bolong). tepat di atas karang itu, didirikan sebuah pura untuk ibadah agama Hindu.
Memasuki tempat ini, saya seolah masuk ke miniatur Tanah Lot di Bali. Aroma dupa, sesajen, dan pemandangan umat Hindu yang sedang sembahyang di Pura menyambaut saya. Untuk masuk, pengunjung harus mengenakan kain kuning dan bayar dana punian (dana pembangunan pura) dengan jumlah seiklasnya. Perempuan yang sedang menstruasi dilarang masuk menginginagt Batu Bolong berdekatan dengan pura.
Lantas menjelang pukul 17.00 Wita, saya beranjak ke Senggigi yang letaknya berdekatan dengan Batu bolong. Saya tiba ketika matahari sudah menggantung di langit barat. Sore itu, Panati Senggigi dipenuhi perahu nelayan serta turis yang asyik berjemur dan bereng memutar lagi mellow, sa ya berjalan menyusurim panatai, menikmati angnin sinar hangt mataharai, deburan ombak kecil, serta sejuknya a ir laut meruapakan senja yang indah.
Menikmati senja di Senggigi rasanya kayak lagi syuting. Saya setuju karena suasana senja di sana benar sayhdu dan indah. Belim lagi, lokasi panatai agak juah dari resor dan klub-klub sehingga suasana berisik lebih bisa dihindari. Pokonya, senja di Senggigi sangat sempurna.(*c6/ayi)
Jawa Pos
Sabtu 21 Mei 2016
Komentar
Posting Komentar