Pengunjung Sembari Belajar Membatik
BUKAN hanya menyajikan kuliner tradisional yang berbeda, The waroeng Batik Sumbersari juga menyediakan suguhan yang cukup menrik bagi pengunjung. Puas kuliner, pengunjung bisa belajr batik. Mulai dari proses mencanting, pewarnaan hingga pengeringan."Sebelum ada warung, memang awalnya sudah ada gerai batik Sumbersari. Jadi The warung dan batik menjadi satu tubuh," jelas Yuke Yuliantaries, Pengelola dan pemilik The Waroeng ini. sehingga masyarakt atau pengunjung yang datang dapat menikmati eduwisata batik.
Dimana pengunjung dapt berkeliling melihat proses membatik secara langsung yang dilakukan leh pembatik Batik sumbersari. Pengunjung juga bisa melihat proses pewarnaan dan proses lainnya dalm membatik. "Ada tour guide yang memandu melihat proses ini," kata Yuke.
Jika berminata, maka pengunjung pun bisa langsung memilih batik eksklusif yang disediakan untuk para pengunjung.
Apalagi, Batik sumbersari memang memiliki branding yang cukup eksklusif. "One Design One Product satu desain satu produk. Jadi akan sulit mendapatkan kembaran batik tulis kami," pungkas Yuke. (ram)
Sensasi Kuliner Alam Dengan Resep Leluhur
Bosan kuliner modern? The waroeng Batik Sumbersari Maesan memberikan sensasi kuliner berbeda dengan lainnya. Suguhan kuliner tradisional dengan resep turun temurun keluarga disajikan menyatu dengan pesona alam. Jika masih kurang, pengunjung dapat belajarlangsung berbagai proses batik yang dikerjakan disana.SUASANA kembali ke desa langsung terasa saat masuk ke gerbang The Waroeng Batik Sumbersari yang ada di kecamatan Maesan, kabupaten Bondowoso ini. Dengan suguhan taman dan kolam yang cukup menyejukkan mata bisa langsung dinikmati oleh pengunjung.
Bukan hanya menawarkan nuansa alam terbuka saja, namun juga dengan landscape persawahan akan menyempurnakan sensasi pedesaan disana. Bukan hanya untuk orang dewasa, juga disediakan playground untuk anak-anak. Sehingga sangat pas jika berkunjung bersama dengan keluarga yang lengkap.
"Konsepnya memang tradisional. Pengunjung datang bisa melihat suasana alam dengan nuansa pedesaan," ucap Yuke Yuliantaries, pengelola dan peilik The Waroeng ini. Belum lagi, kuliner yang buka pada 2016 lalu ini juga menghadirkan suasana nostalgia pengunjung yang rindu suasana sawah.
Menurut Yuke, pihaknya membutuhkan hal unik untuk pengunjung datang. "Letak kami memang jauh dari kota, sehingga kami ingin menghadirkan yang berbeda dengan warung yang lain," ucap Yuke . Dengan ini, ternyata pengunjung bukan hanya Jember Bondowoso saja, namun juga Situbondo, Banyuwangi dan daerah lainnya.
Bukan sekedar menjual view, The Waroeng juga memberikan suguhan spesial kuliner. Yakni menyediakan masakan rumahan desa yang diolah dari resep turun temurun. Sehingga sangat pas dengan lidah masyarakat Indonesia, khususnya Tapal Kuda. "Bisa rempah-rempah alias bumbu," tuturnya.
Misalnya adanya makanan tradisional khas Bondowoso yakni Pepes peda , menu kuliner berupa ikan laut asin dicampurbumbu dan dibungkus daun labu. proses memasaknya juga unik yakni selain direbus ju7ga kemudian digoreng.
Juga ada Sayur Lodeh Labu Ikan Asin yang memasaknya juga unik. "Sebelum dicampur dengan labu, ikan asin yang dicampur di bakar terlebih dahulu," ucapnya.
Juga ada tambahan menu favorit pengunjung yakni Lalapan Ayam Tahu dan Udang. Dimana Tahu dan Udang. Diman tahu dan udang digiling dengan bumbung bambu yang kemudian digoreng. "Ini bisa langsung disantap atau untuk lauk," jelas Boby Firman, MAnajer The Waroeng.
Pengunjung tentu akan rugi jika tidak mencicipi makanan best seller disini yakni GArang Asem Aya. Yaitu ayam kukus dengan irisan cabe. Meskipun pedas dilidah namun ada kesan segar saat dinikmati di mulut.
Tentu tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi minuman khas tradisional nusantara yang tersedia disini. Mulai dari Es Dawet Ijo, Amsle dan Degan Gulo Aren. Namun, yang cukup menjadi primadona adalah Teh rempah, yaitu minuman teh yang dicampur dengan rempah, cengkeh dan serai yang dapat menghangatkan badan.
Bagi pengunjung yang datang dengan keluarga, The Waroeng memberikan paket hemat. Yakni mulai dari Rp 270 ribu untuk 8-10 orang. Juga ada Rp 120 ribu untuk empat orang. Tentu akan sangat rugi jika tidak datang menikmati kuliner ini. (ram)
Komentar
Posting Komentar