Langsung ke konten utama

Mencicipi Sensasi Berdiri di Antara Awan


 Juga Tonjolkan Lahan Terasering


SAAT berkunjung ke B-29, sesungguhnya para wisatawan mendapat persekot pemandangan yang indah sebelum memuncak. Bagaimana tidak, di kana-kiri jalan menuju puncak terhampar  berhektare-hektare lahan pertanian  terasering.
Polanya bersusun menyamping maupun membujur. Mayoritas di antara ratusan hektare lahan kemiringan itu ditanami kentang,  wortel, dan kubis. Bukan hanya di ladang sayur mayur tersebut juga ditanam di halaman rumah-rumah wawrga. pemandangan semacam itu tersaji sebelum masuk Desa Argosari.
Marsono, warga Argosari, menyetakan, pertanian terasering tersebut ada sejak lam. Menurut lelaki berumur 30 tahun itu, prtanian terasering menjadi mata pencaharian utama warga Argosari. Setelah B-29 menjadi destinasi favorit, permintaan sayur mayur malah bertambah. "Karena pengunjung wisata juga banyak yang membeli," ungkapnya.

Keberadaan B-29 sudah menciptakan multiplier effect  yang cukup bagus. Kini banyak  kepala keluarga yang menggantungkan nafkah dari menjadi objek dan warung. Pemkab Lumajang pun akan membenahi pertanian  di Argosari, khususnya terasering. Jika Bali punya Ubud, Lumajang punya Argosari.
Agar kian menarik, Pemkab Lumajang bakal mengatur pola lahan yang dibuat membujur menyamping. "Secara perlahan, kami benahi. KArena dengan istilah menyabuk," ungkap Paiman, kepala Dinas Pertanian Lumajang.
Selain itu, dia meyatakan bahwa dinasny akan terus membina para petani. Terutama  dengan kemampuan suber daya manusia, ekonomi, dan kelestarian ekonomi, dan kelestarian lingkungan. "Jangan sampai ekonomi menigkat, tapi kelestarian lingkungan terganggu. itu komitmen kami," katanya.
Selain petani, pemerintah setempat menggarap kemampuan berbahasa asing warga setempat. heri Yoedianto, kasi data Disbudpar Lumajang, menjelaskan, warga sudah mendapat pelatihan  tentang bahasa sudah mendapat pelatihan tentang bahasa asing dan homestay. Yang mendapat setifikat sementara ini masih satu orang untuk bahasa dan lima orag untuk homestay. "jadi, jangan khawatir bagi pengunjung B-29. Sudah ada orang yang punya sertifikat guide dan homestay di sana. Pasti dilayani dengan baik," ujarnya.
Meski begitu, Ismail, KAdes setempat, merasa masih kurang. Dia menyebut tahun ini mengajukan tiga kriteria. Yakni, bahasa inggris, Jerman, dan Jepang. "itu untuk semakin meningkatkan layanan pada wisatawan," ungkapnya. (fid/c19/any)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya Hamparan Bunga Kebun Nursery Polije

Jujugan Florist, Tempat Asyik untuk Foto Prawedding JEMBER - Memasuki kawasan wisata Rembanganpara pengunjung langsung diajak menikmati kesegaran udara. embusan angin sepoi-sepoi an barisan pepohonan sepanjang jalan. Tak seperti wilayah Kota Jember yang panas dan aepi pepohonan, sejauh mata memndang jalan di kawasan ini terlindungi banyak pepehonan. Ada sebuah tempat yang berada tepat sebelum pintu masuk kawasan wisata Rembangan yang  memiliki hamparan kebun bunga dan tanaman hias dalam pot. Kebun itiu adalah poltek Nursery. Kawan kebun bunga dan tanaman hias yang sudah banyak dikenal sebagai salah satu pemasok bunga potong terbesar di Jember. Di kebun kurang lebih satu hektar ini terdapat berbgai macam bunga anggrek, krisan dan gerbera. Selailn itu, terdapat juga tanaman daun eksotis dalam pot yang sering dijadikan bahan rangkaian bunga dekorasi pernikahan. Aneka jenis bunga krisan dan anggrek itu bisa dibeli dengan harga Rp 7.500 hingga Rp 100 ribu. Tergantung jenis dan uk...

The Waroeng Batik Sumbersari Maesan

Pengunjung Sembari Belajar Membatik BUKAN hanya menyajikan kuliner tradisional yang berbeda, The waroeng Batik Sumbersari juga menyediakan suguhan yang cukup menrik bagi pengunjung. Puas kuliner, pengunjung bisa belajr batik. Mulai dari proses mencanting, pewarnaan hingga pengeringan. "Sebelum ada warung, memang awalnya sudah ada gerai batik Sumbersari. Jadi The warung dan batik menjadi satu tubuh," jelas Yuke Yuliantaries, Pengelola dan pemilik The Waroeng ini. sehingga masyarakt atau pengunjung yang datang dapat menikmati eduwisata batik.

Tawarkan Wisata Klasik Peninggalan Belanda

Air Kolam renang Alami dari Pegunungan DATANG ke Wisata Rembangan tidak lengkap rasanya jika tidak menikmati kolam renag yang disediakan. sebab, air tersebut merupakan aliran dari air pegunungan yang segar. Bukan air galian dengan cara bor. Bahkan, para pengunjung yang datang ada yang hanya untuk menikmati kolam Rembangan, selalu ramai dikunjungi. Meskipun bukan hari libur. Terutama di waktu sore hari. "Jadi di sini masih serba alami," kata Sugeng Riyadi, kepala bagian Tata Usaha Wisata rembangan.