Langsung ke konten utama

Menjelajah Keindahan Alam Manggarai Raya

 Danau Bidadari yang Menyegarkan

MENIKMATI keindahan lodok di Desa Cancar ternyata belum cukup menghijaukan mata. Jujukan berikutnya adalah mengunjungi Dananu Ranamase. Arti harfiah Ranamase adalah danau yang luas.
Secara administrasi pemerintahan, danau seluas 5 hektare dengan kedalaman 43 meter persegi itu masuk wilayah Kabupaten Manggarai Timur.
Tetapi, lokasinya tidak jauh di titik perbatasan Kabupaten Manggarai Timur yang ditandai dengan jembatan kembar. karena itu, danau tersebut "diklaim" sebagai salah satu spot wisata Kabupaten Manggarai. Perjalanan dari Ruteng ke Dananu Ranamase sekitar 1-2 jam. Jarak aslinya dari Ruteng sekitar 25-30 km.

Melewati kaki gunung Ranaka saat pagi bisa mendapat bonus pemandangan yang indah. Yakni, rombongan anak-anak berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jumlah sekolah yang terbatas, ditambah pemukiman penduudk yang menyebar, membuat anak-anak itu menyusuri jalan untuk sampai ke sekolah.
Setelah menggeber motor dengan kecepatan rata-rat 40 km/jam, akhirnya saya sampai juga di Danau Ranamase. Pemandu sekaligus tukang ojek yang saya sewa, Yon Atom, mengatakan, danau tersebut juga dikenal dengan sebutan Danau Bidadari. Kono danau tersebut menjadi jujukan mandi para bidadari dari negeri kayangan.
Sesampainya di danau, pemandangan begitu asri. Beningnya air danau seperti menadi cermin yang memantulkan bayangan rimbunan hutan di sekeliling danau.
Suasan pagi di Danau Ranamase benar-benar tenang. Satu-satunya keramaian yang mencolok adalan siulan burung-burung yang bersahutan. Cocok menghilangkan kepenatan sehari-hari.
Di kompleks wisata Danau Ranamase itu sejatinya ada beberapa penginapan. Tetapi, menginap di sini harus siap dengan kesunyian ala hutan. Penginapan jauh dari pemukiman penduduk.
Ketika matahari mulai naik, lapisan atas air danau seperti mengandung banyak mutiara berkelap-kelip. Wisatawan yang mengunjungi danau itu harus ingat waktu. Mereka tidak boleh samapi kesorean kembali ke Ruteng. Sebab, jika terlalu sore, jalan raya di kaki Gunung Ranaka bisa diselimuti kabut tebal. (wan/c6/dos)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya Hamparan Bunga Kebun Nursery Polije

Jujugan Florist, Tempat Asyik untuk Foto Prawedding JEMBER - Memasuki kawasan wisata Rembanganpara pengunjung langsung diajak menikmati kesegaran udara. embusan angin sepoi-sepoi an barisan pepohonan sepanjang jalan. Tak seperti wilayah Kota Jember yang panas dan aepi pepohonan, sejauh mata memndang jalan di kawasan ini terlindungi banyak pepehonan. Ada sebuah tempat yang berada tepat sebelum pintu masuk kawasan wisata Rembangan yang  memiliki hamparan kebun bunga dan tanaman hias dalam pot. Kebun itiu adalah poltek Nursery. Kawan kebun bunga dan tanaman hias yang sudah banyak dikenal sebagai salah satu pemasok bunga potong terbesar di Jember. Di kebun kurang lebih satu hektar ini terdapat berbgai macam bunga anggrek, krisan dan gerbera. Selailn itu, terdapat juga tanaman daun eksotis dalam pot yang sering dijadikan bahan rangkaian bunga dekorasi pernikahan. Aneka jenis bunga krisan dan anggrek itu bisa dibeli dengan harga Rp 7.500 hingga Rp 100 ribu. Tergantung jenis dan uk...

The Waroeng Batik Sumbersari Maesan

Pengunjung Sembari Belajar Membatik BUKAN hanya menyajikan kuliner tradisional yang berbeda, The waroeng Batik Sumbersari juga menyediakan suguhan yang cukup menrik bagi pengunjung. Puas kuliner, pengunjung bisa belajr batik. Mulai dari proses mencanting, pewarnaan hingga pengeringan. "Sebelum ada warung, memang awalnya sudah ada gerai batik Sumbersari. Jadi The warung dan batik menjadi satu tubuh," jelas Yuke Yuliantaries, Pengelola dan pemilik The Waroeng ini. sehingga masyarakt atau pengunjung yang datang dapat menikmati eduwisata batik.

Pulau Salando, Tolitoli, Sulawesi Tengah, Area Kecil Pembatas NKRI

Penghuninya Keluarga Penjaga Mercusuar PULAU Salando merupakan pulau yang cukup indah memiliki pemandangan menakjubkan. Masyarakat sekitar arab menyebut pulau itu dengan naman pulau Lampuy. Pulau seluas 300 meter persegi. tersebut terletak di Laut Sulawesi dan masuk wilayah administrasi Desa Kapas, Kecamatan Dako Pamean, Kabupaten Tolitoli , Provinsi Sulawesi Tengah. Akrab disebut masyarakat sebagai Pulau Lampu karena zaman dulu pulau itu memiliki dua lampu peringatan yang berkedip-kedip sebagai sinyal untuk berhati-hati bai kapal yang melintas, Karena tidak mengatahui nama aslinya, pulau tersebut lebih dikenal masyarakat dengan nama Pulau Lampu. "Dulu rata-rata masyarakat di sini tidak tahu nama asli pulau ini. kebetulan, di pulau ini terdapat dua buah lampu. Saat malam selalu berkedip bergantian. Makanya masyarakat langsung menyebutnya Pulau Lampu. karena kebiasaan itulah Pulau Dolangan ini lebih dikenal dengan sebutan Pulau Lampu," jelas Kepala Desa Kapas Usman.