Teluk Klethekan-Air Terjun Banyu Anjlok
DIBANDING lautan, saya lebih mencintai pegunungan. Meski begitu, tak mudah bagi saya merelakan kesempatan snorkelling di Teluk Klethekan konon, di Teluk itu terhampar lebih dari sehektare terumbu karang beserta biota laut lainnya. Kru kapal menceritakan hal yang indah-indah di bawah sana, membuat hati makin getir. "Sayang lho, Mabak, Nggak setiap hari bisa snorkelling karena tergantung cuaca dan air," kata mereka membujuk.Tapi, dengan berat hati, harus asya lewatkan karena waktu kami tak akan cukup. Saya tak ingin mengurangi waktu bermain di Banyu Anjlok. Begitu turun kapal, saya langsung menghambur untuk cuci muka di dinginnya air pegunangan. Saya rasa ini unik sekali. Di Bowele, kita bisa merasakan mandi dengan hangatnya air laut, kemudian disegarkan dengan dinginnya air pegunungan. Bonus dipijiti derasnya air terjun. Di JAwa Timur, air terjun yang bersebelahan dengan laut hanya ada empat.
Dan, inilah bagian kesukaan saya : memanjat tebing untuk mencapai bagian atas air terjun. Meski sudah disediakan tali untuk berpegangan, kemiringan tebing yang hampir 70 derajat membuat saya ngeri-ngeri sedap, haha. Tinggi air terjun itu hanya 12 meter. Sesampai di atas, ternyata ada kolam alami berupa cerukan yang menampung air dari air terjun yang lebih tinggi. Cukup dalam. Sebab, saya yang bertinggi 150cm ini tenggelam disana.
Menyusuri lebih tinggi lagi, ternyata ada warung yang di sebelahnya ada spot berkemah untuk 1-2 tenda. Semakin ke timur, ada spot-spot lagi untuk berkemah di pegunungan yang menghadap langsung ke arah pantai. Selesai mengeksplorasi, barulah saya berani berbasah-basahan di bawah air terjun dan menyusuri gua dibaliknya. Rasanya segar sekali! (*)
Komentar
Posting Komentar