Hari Ini Riskia akan membagikan artikel dari My Journey Achmad Santoso
Mengejar Sunrise
Hati saya langsung bungah ketika salh seorang kawan mengajak pergi mendaki. Aktivitas itu begitu saya dambakan sedari dulu. Apalagi semenjak nonton film 5 cm tiga tahun lalu. Pendakian seolah menjadi magnet kuat bagi saya.KAMI memutuskan Gunung penanaggungan sebagai destinasi. Lokasinya paling dekat dengan domisili saya sekarang Surabaya. jarak tempuhnya sekitar 55 km. Puncak penanggungan merupakan satu diantara gugusan gunung di jawa Timur, tepatnya terhampar di Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan.
Ketinggian gunung tersebut hanya 1.653 meter di atas permukaan laut (mdpl). namun, bagi pendaki pemula ssperti saya, naik ke puncak setinggi itu bakal menjadi pengalam luar biasa. kata kawan saya, penanggungan biasanya memang digunakan berlatih muncak untuk pendaki baru sebelum menaklukan puncak-puncak lainnya yang lebih jangkung,
Persiapan kami lakukan sejak jauh hari. Kami mulai menyediakan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan bagi lazimnya pendaki. Dua tas carrier berukuran 50 liter dan 70 liter kami rasa cukup untuk mewadahi perlengakapan serta peralatan yang diperlukan.
Isinya, tenda, sleeping bag, matras, jaket, serta makanan-minuman secukupnya. Tidak lupa bawa obat-obatan yang lengkep. Misalnya, obat sakit kepala, diare, asma, flu, vitamin, plus oksigen.
Sore itu, sabtu (1/8), kami mulai mempersiapkan diri dengan teliti. selepas magrib, saya dan kawan mulai memacu motor, melintas lalu lalang kendaraan lain yang akan bermalam Minggu. laju motor kami pacu sekencang-kencangnya. jelas, kami tidak ingin ketinggalan sesutau yang selalu dinanti bagi seorang pendaki, yakni sunrise.
Pendakian ke Gunung Penanggungan terdiri atas empat jalur resmi. satu jalur berada di Kabupaten Pasuruan, tepatnya didusun Betro, Desa Wonusunyo, Kecamatan Gempo. Tiga lainnya terletak di Kabupaten Mojokerto. yakni di situs Petirtaan Jolotundo, desa soliman, Kecamatan Trawas: Desa Tamiajeng, Trawas: dan Desa Konjorowesi, Kecamtan ngoro.
Kami memutuskan berangkat melewati jalur di Desa Tamiajeng, jalur tersebut palaing ramai ketimbang tiga rute lainnya. Sekitar pukul 21.00, kami tiba di pos perizinan di Trawas. kami antre membeli tiket . Harga karcis Rp 8.000 per orang, sedangkan parkir motor, Rp 7.000. Pihak pos memberikan kresek untuk tempat sampah.
Selepas dari pos perizinan, di sepanjang menuju Puncak banyangan, terdapat tiga pos lagi. Puncak bayangan biasanya digunakan untuk lokasi beristirahat sebelum mencapai Puncak Penanggungan. kami menggelar tanda disana tepat pukul 24.00. Beberapa saat kemudian, kami terlelap.
Pukul 03.00 kami bergegas bangun. Para pendaki lain sudah antre dijalan setapak menuju ke puncak. Kasmi memutuskan membawa bekal seperlunya. Antar lain, kompor, mi instan, air mineral, dan obat-obatan. Meski tidak terlampau tinggi, jalan menju puncak penanggungan sungguh menguras energi terlebih bagi pendaki pemula.
Beberapa pendaki terlihat sempoyongan melewati bebatuan yang penuh debu. Akhirnya, kami tiba di puncak pukul 05.00 masih ada wkatu untuk beristirahat sejenak sebelum sunrise benar-benar terklihat.
Sunrise mulai menampakan diri pukul 05.30. Bebrapa orang berteriak sekencang-kencangnya. Mencapai puncak, entah seberap tinggi ituu memang terasa istimewa. dari puncak penanggunagn. kami bisa meliahtkeindahan hamparan gunung Arjuno _Welirang.
Setelah berfoto dengan aneka spot-nya, kami turun menuju tenda di puncak Bayangan. Pukul 10.00 kami meningggalkan puncak bayangan bersama rombongan lainnya dan tiba di pos pendaftaran pukul 13.00. Sungguh pelajaran mendaki yang menyenangkan. Membuat saya bersiap menaklukan puncak-puncak yang lain segera.(*/c15/ ayi)
Sumber: Jawa Pos, Sabtu 29 Agustus 2015
Komentar
Posting Komentar