Melewati Rinai Hujan dan Melihat Binatang Langka
APABILA beruntung, wisatawan yang menuju Pantai Ora bisa melihat binatang asli Pulau Serang Seram yang semakin langka. Antara lain burung nuri kepala hitam, kakaktua jambul oranye, atau burung kasuari. Oleh beberapa warga, hewan-hewan sering diburu dan dijual ke para pengepul atau kolektor. Kegiatan ilegal tersebut kini sudah semakin dibatasi.Di Desa Saleman, kedatangan wisatawan bakal disambut derasnya rinai hujan. Bukan karena sedang musim hujan, melainkan pekatnya kabut atau disebut hujan gunung yang kerap mengguyur desa tiap sore. "Tempat lain minim hujan," kata Fabio, sang guide.
Sesampai di Sawai, Anda tak usah panik memikirkan penginapan. Di desa itu hanya ada satu oenginapan yang ajdi jujukan wisatawan: Penginapan Lisar bahari, milik Ali Letahlit.
meskipun lelah begitu kental membalut tubuh, kesempatan bersua warga kampung tak boleh terlewatkan. Jalan-jalan sore yang hangat ditemani anak-anak desa begitu riang. Mereka mudah akrab dengan pendatang atau wisatawan. saat melintasi jalan desa, atap dapur beberapa warga prnuh dengan kepulan asap.
Sementara kita juga bisa melihat para ina(mama) membuat minyak goreng dari kelapa. "Ini ada bikin banyak. Lalu ambil dia punya hati minyak (sisa santan) untuk makan," kaka mama Wati. Desa Sawai dikaruniai ribuan pohon kelapa. Ini membuat warga mudah mengolahnya jadi beragam kebutuhan. Apalagi, harga minyak goreng sawit mahal sehingga masyarakat pun beralih ke minyak kelapa sebagai alternatif.
Pagi hari keesokannya adalah saat istimewa di pulau yang berada di ujung Seram Utara itu. Gemericik air, harumnya udara pagi, dan ombak air laut menyambut. Longboat berwarna merah putih lengkap dengan senyum hangat sang driver mengantarkan wisatawan menerjang perairan dalam teluk. (bir/c9/dio)
Laut Kaca di Kaki Gunung Binaya
Sebagai negara kepulauan, Nusantara dianugerahi banyak pantai yang indah. Pantai Ora adalah salah satu surga dunia Indonesia yang terletak di utara Pulau Seram, Maluku Tengah.TAK perlu jauh berkunjung ke Samudra Hindia untuk melihat keindahan Maldives. Cukup menyeberang ke Pulau Seram di kepulauan Maluku. Panorama laut yang bening tak kaca sehingga dapat melihat langsung aneka ragam biota laut tanpa perlu molo (menyelam dalam bahasa Ambon). Itu tersaji saat berkunjung ke Pantai Ora.
Siapa pun yang baru bersandar di dermaga bakal bisa melihat beraneka kehidupan laut. Gugusan terumbu karang, anemon, bintang laut, duri babi, hingga sekeluarga ikan yang saling berkejaran terasa begitu dekat dimata. Pemandangan itu sudah terlihat selama perjalanan dengan lng boat dari Desa Sawai. Pantai yang masih perawan, bersih dan belum bayak terjamah wisatawan membuat namanya kian tersohor.
Jajaran cottage bambu di tepian pantai pun jadi pandangan indah bila dilihat dari tegah laut. Ini cukup berbekal perahu semang (perahu bercadik) yang didayung sedikit ke tegah. Semilir angin, wanginya udara, serta keheningan pulau tak berpenghuni itu juga menjadi sweet escape dari bisingnya dinamika kota. Bila tak ingin berlama-lama, tinggal bergeser menuju gugusan tebing batu curam di arah timur Desa Sawai. "Di bawah karang ini ada gua. Kalau air meti (surut dalam bahasa Ambon), kita bisa masuk ke sana," kata Fabio, seorang tour guide asal Desa Sawai.
Sambil menunggu air surut kita bisa langsung snorkeling atau menceburkan diri di perairan dangkal tepat di kaki tebing. Spot itu bisa dijadikan latar ber-selfie ria. Sembari menanti matahari kembali ke peraduan, ada sajian kelapa muda dan teh hangat di atas tapalang (rumah istiadat). Kedamaian itu jadi santapan sore sebelum kembali terlelap dalam buai mimpi di Kaki Gunung Binaya (gunung tertinggi di Maluku,Red).
Sebelum mata kita di puaskan dengan suguhan kisah alam Pantai Ora, sebaiknya persiapkan tenaga dan alat tempur untuk menuju ke sana. Fisik prima menjadi syarat utama. Selain itu, peralatan snorkeling, baju renang, sunblok, hingga uang tunai tidak boleh dilupakan. ATM hanya tersedia di pelabuhan Amahi, Seram Selatan.
Perjalanan berawal dari Kota Ambon menuju Pelabuhan Tulehu dengan perjalanan darat. Selanjutnya, sebuah kapal cepat mengantar kita ke Pelabuhan Amahi, Seram Selatan. Perjalanan selanjutnya lweat jalur darat untuk menuju Desa Sawai, Seram Utara. Desa ini adalah lokasi tersebut terdekat dengan Pantai Ora.
Menyusuri Pulai Seram, kita menerobos hutan Taman Nasional Manusela. Selama Perjalanan, mata kita benar-benar disegarkan oleh hijaunya hutan ketapang, pohon danar, anggerek hutan, semak liar, hingga merdunya nyanyian kumbang hutan yang saling bersahutan. Seolah mereka begitu riang menyambut kedatangan para wisatawan. Meskipun demikian, tantangan jalan, berkelok, bergunung, berlubang, serta jurang curam di kiri dan kanan jalan harus dilewati selama lima jam untuk mencapai lokasi. (bir/cl7/ dio)
Komentar
Posting Komentar