Langsung ke konten utama

Ubud, The Real Culture of Bali

Terasa Asing di Negeri Sendiri

UBUD sudah terkenal untuk wisatawan mancanegara. Bahkan, mereka menikmati keindahan dan kebudayaan ibu kota kecamatan di Gianyar itu dalam waktu lama. Sebaliknya, Ubud tidak menjadi tujuan utam para pelancong domestik.
Itulah yang dialami Jawa Pos ketika berada di Ubud selama dua malam. Saat siang, turis domestik masih banyak. Mereka berkunjung ke Puri Agung yang menjadi sentra Kerajaan Ubud atau berbelanja di pasar seni. Namun, mereka tidak menginap.

Saat malam di Ubud, Jawa Pos terasa asing di negeri sendiri. Apalagi, ketika kami melihat pertnjukkan sendratari di halaman puri agung. di antara sekitar 150 orang yang memadati halaman istana, hanya 4 orang yang berasal dari domestik. Padahal, tiket masuk Rp 80 ribu per orang.
"wisata budaya dan seni tidak menjadi tujuan utama wisata domestik. Tapi, tren turis lokal stay ke Ubud mulai meningkat. Ini seiring seni telah menadi gaya hidup di kota -kota besar," kata Akhmad Ali, business executive MarkPlus, Inc. Denpasar.
I wayan Oka, penduduk lokal yang juga driver, menyebut para orang tua di Jakarta mulai mengajak anak-anaknya ke Ubud. mereka homestay di rumah seniman Ubud. Dengan begitu, para anak langsung tahu kehidupan seorang pelukis, mulai mencari inspirasi sampai selesai membuat suatu lukisan.
"Saya pernah mengantar orang jakarta yang bercerita, semula anaknya menolak saat diajak tinggal di Ubud. Setelah tinggal beberapa hari, si anak betak. bahkan, tidak mau pulang ke Jakarta," ujarnya.
Anggapan biaya hidup di Ubud mahal yang membuat wisatawan domestik berpikir untuk bermalam juga tidak benar. Hnaya, turis muslim harus banyak bertanya soal makanan. Sebab, tidak semua restoren atau warung makan makan menyediakan halal food. Halal makanan pun asih terjakau dengan kantong para backpacker.
Untuk turis asing, Ubud tidak lagi menadi tujuan utama mereka yang berusia paro baya. Banyak pelancong luar negeri yang masih muda dengan status kuliah yang singgah. Menurut I Dewa Gede Oka Suparta, pengajar seni pahat, sejak lima tahun ini Ubud mulai banyak didatangi para wisatawan  mancanegara usia muda. "Mereka belajar seni dan budaya. Mereka sudah tahu, Bali tidak hanya pantai dan hiburan malam," tuturnya.(c10/dio)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indahnya Hamparan Bunga Kebun Nursery Polije

Jujugan Florist, Tempat Asyik untuk Foto Prawedding JEMBER - Memasuki kawasan wisata Rembanganpara pengunjung langsung diajak menikmati kesegaran udara. embusan angin sepoi-sepoi an barisan pepohonan sepanjang jalan. Tak seperti wilayah Kota Jember yang panas dan aepi pepohonan, sejauh mata memndang jalan di kawasan ini terlindungi banyak pepehonan. Ada sebuah tempat yang berada tepat sebelum pintu masuk kawasan wisata Rembangan yang  memiliki hamparan kebun bunga dan tanaman hias dalam pot. Kebun itiu adalah poltek Nursery. Kawan kebun bunga dan tanaman hias yang sudah banyak dikenal sebagai salah satu pemasok bunga potong terbesar di Jember. Di kebun kurang lebih satu hektar ini terdapat berbgai macam bunga anggrek, krisan dan gerbera. Selailn itu, terdapat juga tanaman daun eksotis dalam pot yang sering dijadikan bahan rangkaian bunga dekorasi pernikahan. Aneka jenis bunga krisan dan anggrek itu bisa dibeli dengan harga Rp 7.500 hingga Rp 100 ribu. Tergantung jenis dan uk...

The Waroeng Batik Sumbersari Maesan

Pengunjung Sembari Belajar Membatik BUKAN hanya menyajikan kuliner tradisional yang berbeda, The waroeng Batik Sumbersari juga menyediakan suguhan yang cukup menrik bagi pengunjung. Puas kuliner, pengunjung bisa belajr batik. Mulai dari proses mencanting, pewarnaan hingga pengeringan. "Sebelum ada warung, memang awalnya sudah ada gerai batik Sumbersari. Jadi The warung dan batik menjadi satu tubuh," jelas Yuke Yuliantaries, Pengelola dan pemilik The Waroeng ini. sehingga masyarakt atau pengunjung yang datang dapat menikmati eduwisata batik.

Tawarkan Wisata Klasik Peninggalan Belanda

Air Kolam renang Alami dari Pegunungan DATANG ke Wisata Rembangan tidak lengkap rasanya jika tidak menikmati kolam renag yang disediakan. sebab, air tersebut merupakan aliran dari air pegunungan yang segar. Bukan air galian dengan cara bor. Bahkan, para pengunjung yang datang ada yang hanya untuk menikmati kolam Rembangan, selalu ramai dikunjungi. Meskipun bukan hari libur. Terutama di waktu sore hari. "Jadi di sini masih serba alami," kata Sugeng Riyadi, kepala bagian Tata Usaha Wisata rembangan.